Lulusan Farmasi Bukan Tukang Obat lho.

Siapa yang mengira kalau anak Farmasi itu tukang obat hayoh? Yukk simak cerita teman mimin yang kuliah di jurusan Farmasi

Cekidot!!

Halo Teman-Teman Lulusnegeri!

Mungkin ketika teman-teman mendengar kata farmasi, yang terlintas di dalam pikiran kalian adalah obat, jurusan yang susah, dan apotek. Kenapa saya bisa menjawab seperti itu, karena jawaban rata-rata setiap orang ketika saya mengucapkan farmasi adalah, “ohh ga berat ya?”, “ohh, yang buat obat itu kan?”, “kerjanya di apotek dong!”. Tentu saja semua jawaban yang dikatakan itu benar, farmasi memang identik dengan obat, susah, dan apotek. Tetapi sesungguhnya, dunia farmasi lebih luas dari itu.

Sekitar beberapa tahun yang lalu, saya berstatus mahasiswa farmasi di salah kampus negeri, yakni UIN Syari Hidayatullah Jakarta. Saya menjadi mahasiswa farmasi setelah dinyatakan lulus dalam seleksi Ujian Masuk Bersama (UMB) yang kala itu diadakan oleh beberapa kampus yang saling bekerja sama. Saya mengenal farmasi melalui teman saya.

Tingkat pertama perkuliahan masih erat hubungannya dengan materi SMA, hanya saja dikupas lebih dalam. Materi-materi dasar farmasi juga mulai dikenalkan pada tingkat ini, mungkin bisa dianggap sebagai materi pembuka, sepeti kimia analisis farmasi, botani farmasi, anatomi dan fisiologi manusia, dan lain sebagainya. Oh iya, jangan kaget jika di mata kuliah anatomi kita akan berteman dengan kadaver XD.

Memasuki tingkat-tingkat selanjutnya, atmosfir farmasi akan mulai terasa. Di tingkat selanjutnya, akan diajarkan lebih dalam mengenai obat, tidak hanya obat sintetik, tetapi juga obat yang berasal dari bahan alam, terutama tumbuhan. Jadi jangan heran, jika melihat anak farmasi membawa-bawa tanaman. Di tingkat ini akan diajarkan bagaimana cara merancang formulasi suatu sediaan, cara membuat berbagai bentuk sedian, cara mengevaluasi sediaan, baik secara in vitro (menggunakan alat) dan in vivo (menggunakan makhluk hidup), bagaimana cara membaca resep dan memberikan konseling kepada pasien. Oh iya, sekedar informasi, di jurusan ini kita akan sering melakukan praktikum dengan menggunakan mencit, tikus, ataupun hewan lainnya, jadi bagi yang berminat, cobalah setidaknya untuk tidak takut dahulu.

Nah, ada satu mata kuliah yang saya pelajari, dan mungkin jarang ditemui di universitas lain, yakni Kehalalan Obat, Makanan, dan Kosmetik. Ini adalah salah satu mata kuliah yang cukup unik menurut saya, karena disini diulas secara detail bagaimana proses suatu produk sampai dinyatakan halal, termasuk cara menganilisisnya. Sedangkan mata kuliah yang paling menarik menurut saya adalah praktikum kosmetologi. Bagi saya, mata kuliah ini adalah seninya farmasi, saat menjalaninya terasa enjoy karena di sini kita dibebaskan berkreasi untuk membuat suatu sedian kosmetik.  Di mata kuliah inilah pikiran saya terbuka bahwa farmasi tidak hanya berhubungan dengan obat.

Dari cerita di atas, mungkin sudah sedikit terbayang bagaimana kuliah di farmasi. Kalau ada yang bilang kuliahnya padat, sulit merasakan hari libur, tugas banyak dan menumpuk. Ya, itu benar sekali, this is reality in pharmacy. Agenda kuliahnya tidak akan jauh dari, kuliah, praktikum, laporan, kuliah, praktikum, laporan, dan seterusnya. Jangan kaget jika kamu harus menghabiskan setengah harimu di labalatorium atau malam hari dan hari liburmu harus digunakan untuk mengerjakan laporan ataupun tugas presentasi lainnya. Jangan heran jika buku yang kamu gunakan nantinya setebal dan seberat batu bata ataupun lembar materi untuk satu bahasan saja jumlahnya bisa mencapai ratusan lembar.

Lalu bagaimana caranya agar bisa melalui kuliah dengan baik? Bagaimana caranya bisa tetap aktif berorganisasi di tengan kegiatan kuliah yang cukup padat? Saat kuliah, saya dan teman-teman menyadari betul bahwa di sini kita tidak bisa belajar sendiri, perlu adanya bahu-membahu antar sesama. Karena mata kuliah dan bahasannya yang begitu banyak, biasanya kami membagi penanggung jawab di tiap mata kuliah. Penanggung jawab tersebut bertugas merangkum materi kuliahnya dan mencari informasi yang berhubungan dengan mata kuliahnya. Karena tak bisa dipungkiri, bahwa kita tidak mungkin fokus dalam semua mata perkuliahan. Biasanya kita juga membentuk kelompok belajar untuk mengulas kembali materi yang telah dipelajari karena dengan belajar bareng-bareng akan membuat perkuliahan yang dijalani menjadi lebih ringan dan menyenangkan. Jangan khawatir juga untuk teman-teman yang nantinya ingin aktif dalam organisasi. Meskipun dengan agenda perkuliahan yang cukup padat, tetapi dengan manajemen waktu yang baik, kita bisa tetap menyeimbangkan keduanya. Keteteran di awal mungkin saja, tapi lambat laun waktu akan membantu kita untuk bisa memanage keduanya. Tenanglah, kuliah di farmasi sebetulnya menyenangkan, karena banyak sekali hal-hal baru yang membuat kita takjub dan akan kita temui. So, bagi yang ingin berkuliah di jurusan ini jangan dulu mundur teratur, coba kenali dulu, dekati, cintai, dan nikmati J

Terakhir, bagaimana mahasiswa farmasi akan berkarier setelah lulus? Kebanyakan dari lulusan farmasi memilih untuk melanjutkan studinya ke jenjang profesi (apoteker). Karena untuk prospek kerja sendiri memang lebih banyak terbuka untuk profesi apoteker. Tetapi tak sedikit juga yang lebih memilih untuk bekerja dahulu demi mendapatkan pengalaman. Prospek kerja lulusan farmasi cukup luas, diantaranya menjadi apoteker ataupun asisten apoteker di rumah sakit, klinik, ataupun apotek. Di bidang industri obat, kosmetik, dan makanan, lulusan farmasi dapat bekerja pada bagian Research and Development Product (RnD) ataupun bagian Quality controll. Bagi yang tertarik di dunia pendidikan, bisa menjadi tenaga pengajar. Jika ingin berkarier di lembaga pemerintah, BPOM adalah salah lembaga yang cocok untuk lulusan farmasi. Sedangkan saya sendiri memilih untuk menjadi tenaga pengajar. Yang jelas, apapun karier yang akan kalian jalani nanti, yakin pada diri sendiri, dan nikmatilah J

 

Kontributor Lulusnegeri,

Athiyah

Kategori: