Indahnya GAP YEAR

GAP YEAR kok Indah ? Bukannya GAP YEAR hanya untuk anak kurang pintar ?

 

Halo Teman Lulusnegeri

Salam kenal, saya seorang mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia angkatan 2019. Saya adalah alumni dari SMA favorit di Bandung tahun 2018. Yap, setelah lulus SMA saya memilih untuk tidak langsung melanjutkan studi di bangku perkuliahan atau istilah nge-trend­-nya GAP YEAR. Istilah gap year mungkin masih asing kali yah. Kesan yang didapatkan dari gap year pun kadang tidak selalu baik karena identik dengan orang yang tidak lulus ujian masuk PTN. Padahal pada kenyataanya tidak selalu begitu. Ada banyak hal yang melatarbelakangi seseorang memilih gap year. Diantaranya tidak ingin memaksa yang penting kuliah, padahal jurusan tersebut bukanlah jurusan yang memang sesuai dengan passion kita atau kita diterima di kampus yang amat sangat jauh dari sanak saudara kita sehingga orang tua kita tidak memberikan restu atau masih banyak alasan lainnya.

Sebelum lebih lanjut membahas gimana sih menghadapi gap year ala saya?? Atau gimana rasanya gap year? Nah, saya akan sedikit banyak berbagi cerita kepada teman-teman akan indahnya dan lika-liku saya dengan harapan teman-teman yang membaca ini menjadi lebih termotivasi.

Berprofesi sebagai dokter merupakan impian saya sejak bangku SMA, namun menembus FKUI sepertinya menjadi pelengkap mimpi saya. Mengapa demikian? FKUI merupakan fakultas kedokteran terbaik di Indonesia. Saya ingin membanggakan kedua orangtua dengan menjadi seorang mahasiswa dari fakultas kedokteran apalagi di universitas terbaik Indonesia. Selain itu, Saya juga  ingin menunjukkan bahwa seorang siswa dari SMA favorit di Bandung dapat merepresentasikan sekolahnya dalam lingkungan FKUI. Hal ini membuat saya termotivasi untuk menjadi MaBa FKUI pada 2018. Saya mencoba berbagai jalur agar bisa menjadi maba FKUI pada tahun 2018.

Jalur pertama yang saya ambil adalah SNMPTN. Penerimaan mahasiswa jalur SNMPTN menggunakan sistem penilaian berdasarkan nilai rapor sekolah. Saya memiliki nilai rapor yang cenderung tidak konsisten pada tiap semesternya. Hal ini dikarenakan saya merupakan siswa mutasi pada sekolah favorit tersebut sehingga saya harus beradaptasi dengan ritme pembelajaran yang memang cukup berbeda dengan sekolah saya sebelumnya, dengan menggunakan modal nekad saya mencoba untuk mendaftar. Saatnya pengumuman, hasil SNMPTN pun tidak sesuai dengan harapan saya. Tidak ada satu pun pilihan SNMPTN yang menerima saya.

Jalur kedua yang saya ambil adalah SBMPTN. Saya berusaha melakukan yang terbaik untuk tes SBMPTN. saya belajar dengan giat. Saya membagi dan mengelola waktu keseharian saya bersekolah seraya belajar untuk tes tersebut. Pada hari pelaksanaan tes SBMPTN, saya merasa yakin dengan pilihan pertama saya, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, yang akan menerima saya. Namun, hasil tetap berkata lain. Saya tidak diterima sebagai mahasiswa baru FKUI 2018 dan 2 pilihan lainnya, Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran dan Fakultas Teknik Biomedis Universitas Indonesia.

Pada tahun 2018 juga saya banyak mengikuti  seleksi mandiri berbagai PTN setelah pengumuman hasil SBMPTN. Yah walaupun tidak menjadi bagian FKUI, saya mencoba untuk menembus FK di PTN lain. Namun dari berbagai seleksi mandiri yang saya ikuti hanya SMMPTN Barat yang memberikan hasil memuaskan yaitu saya diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Akan tetapi, saya tidak mengambil peluang tersebut karena beberapa pertimbangan, seperti lokasi yang sangat jauh dari keluarga dan beberapa pertimbangan lainnya.

Akhirnya dengan berat hati saya memutuskan untuk GAP YEAR, yah jadi pengangguran dong? Tentu tidak menurut saya. Memang pada saat itu saya sedikit merasa kecewa, disaat teman-teman lain merayakan euforia sensasi manjadi mahasiswa baru tetapi saya harus menunda harapan saya untuk berkuliah di fakultas kedokteran. Namun hal tersebut tidak membuat saya patah semangat dan putus asa. Bahkan membuat tekad saya untuk menjadi maba FKUI semakin menjadi. Saya semakin merasa bersyukur ketika orang tua mendukung setiap kegiatan yang saya lakukan.

Masuk ke inti pembahasan Banyak banget yang tanya gimana sih tipsnya supaya kita enjoy saat Gap Year ala saya? menurut Saya pribadi ini susah-susah gampang lhoh yah. Bisa jadi tips masing-masing orang akan berbeda.

1. Meminta dukungan dari orang tua dan keluarga.

2. Lakukan kegiatan baru yang bermanfaat, yang mana kegiatan ini belum pernah kalian kerjakan selama masa sekolah kemarin atau bisa diisi dengan melakukan hobi-hobi kalian

3. Belajar lagi dari awal kelas 10, anggap saja kalian sekarang ini kelas 13. Lebih enak karena sudah punya konsep dasar pada semua mata pelajaran. Jika kalian punya rejeki yang berlebih, kalian bisa ikutan kelas alumni yang biasa dibuka oleh bimbel. Jika tidak pun kalian bisa belajar secara mandiri karena sekarang sudah banyak banget platform pembelajaran secara daring yang bisa kalian akses

4. Teguhkan niat dan buat target yang ingin kalian capai. Nah ini penting, percuma saja kalau kalian punya niat tapi hobi kalian hanya sebatas rebahan doang. Gimana tuh kira-kira? Dengan rebahan impian kalian bisa tercapai?

6. Membagi waktu antara belajar dan family time ini juga penting agar kalian tidak jenuh

7. Rajin bersedekah kepada sesama dan melakukan amalan kebaikan lainnya menurut kepercayaan kalian

8. Jangan pernah lelah berdoa kepada Yang Maha Kuasa agar Dia memberikan hasil yang terbaik untuk kalian nantinya

9. Pasrah dengan segala yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa. Ini bagian paling akhir yang sangat penting juga

Lantas bagaimana lanjutan kisah perjuangan saya sampai bisa mendapatkan FKUI di tahun 2019

Saya pribadi selain belajar mandiri, saya mengikuti kegiatan bimbingan belajar. Pada awalnya saya cukup merasa minder, rendah diri, karena pada dasarnya saya adalah siswa alumni dari SMA yang cukup favorit di bandung namun saya harus sekelas dengan adik-adik kelas  saya yang baru beranjak kelas 12. Namun ketika saya mengingat mimpi saya untuk mendapatkan bangku FKUI tahun depan, saya harus ikhlas berjuang bersama adik-adik angkatan saya. Waktu berjalan dengan cepat hingga tiba massa intensif menuju SBMPTN 2019. Saya mengikuti program karantina agar pembelajaran menjadi lebih intens.

Pada tahun 2019, saya mengikuti jalur SBMPTN  dan SIMAK UI. Namun pada SBMPTN saya memutuskan untuk tidak memilih FKUI dikarenakan melihat nilai-nilai UTBK saya yang kurang mencukupi dan mendukung saya untuk diterima di FKUI. Jangan salah yah, dalam menentukan pilihan yang akan kita ambil dalam SBMPTN kita harus menggunakan strategi juga. Hal ini saya dapatkan berdasarkan pengalaman saya pada tahun sebelumnya. Sehingga pada tahun berikutnya saya mencoba untuk lebih realistis dalam memilih jurusan dan kampus. Saat mendapatkan pengumuman SBMPTN, saya mendapatkan kabar gembira bahwa saya diterima menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta (UPNVJ). Meskipun bukan pilihan pertama saya, saya tahu bahwa itulah hasil yang terbaik yang saya terima dari Tuhan Yang Maha Esa.

Tetapi impian saya untuk menembus FKUI tetap tidak pupus. Saya menggunakan kesempatan SIMAK UI untuk menembus FKUI. Pada saat pelaksanaan tes SIMAK UI, ruangan ujian menjadi saksi bisu usaha-usaha penghabisan saya selama satu tahun ajaran penuh untuk meraih kesempatan kedua mendapatkan gelar mahasiswa FKUI 2019 dan saya meninggalkan ruang tes dengan rasa percaya diri. Hal terpenting setelah tes adalah lupakan yang sudah kalian kerjakan di dalam ruangan, kembali jalani hari-hari seperti biasanya dengan memperbanyak doa dan sedekah serta kegiatan lain yang bermanfaat.

Saya menjalani hari dan tetap melakukan pendaftaran ulang di UPNVJ. Dengan penuh kepasrahan saya serahkan takdir saya kepada Yang Maha Kuasa. Sampai tiba suatu hari, hari yang menentukan impian saya, tekad saya, harapan-harapan saya untuk membanggakan kedua orangtua, di tanggal 31 Juli 2019.

“Selamat, Anda dinyatakan sebagai calon mahasiswa baru Universitas Indonesia” adalah kalimat yang pertama kali saya lihat di laman pengumuman penerimaan mahasiswa baru Universitas Indonesia dengan rincian Program Studi Pendidikan Dokter. Saya tidak percaya bahwa segala perjuangan saya, satu tahun menganggur, mengulang pelajaran SMA, terbayar sudah bahkan lebih dari yang dibayangkan, sehingga saya dapat diterima menjadi mahasiswa baru FKUI 2019. Terharu dan bangga, kedua rasa tersebut bercampur aduk di dalam lubuk hati saya. Kata-kata tidak dapat mengekspresikan perasaan saya yang senang berapi-api. Tidak saya sangka, akhirnya dapat menggapai mimpi saya. Segala tujuan hidup saya, segala tekad saya, dan intensi saya untuk membanggakan orang tua sudah dimulai dengan diterimanya saya sebagai warga baru makara hijau. Tujuan utama saya menjadi dokter  adalah menjadi dokter yang terpercaya, kompeten, dan berintegritas serta senantiasa menanamkan tekad untuk menjadi dokter abdi bangsa dan negara.

Saya menitipkan sebuah pesan sederhana bagi para pejuang PTN tahun-tahun selanjutnya. Belajarlah, tidak ada kata terlambat, terus belajar. Janganlah menghilangkan semangat belajar Anda hanya karena hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Belajarlah dan iringi dengan doa. Jika kalian melakukannya, dapat dipastikan, Dia sudah memiliki rencana terbaik untuk kalian.  “Hidup bukan untuk memilih kegagalan atau kesuksesan, tetapi hidup adalah untuk gagal, gagal, gagal dengan tujuan akhir kesuksesan.”

Kontributor Lulusnegeri,

mjalenryan

Kategori: