
Cuplikan Kisah SITH-SAINS ITB
SITH-Sains bukan hanya tumbuhan dan hewan!
Pada kesempatan kali ini, mimin akan
sharing pengalaman teman mimin yang bekuliah di SITH ITB. Penasaran?
Cekidot !!!
Saya yang kuliah di SITH ITB. Siapa tahu ada yang bercita-cita ingin
kuliah di kampus gajah kota Bandung ini. Sebagai informasi, SITH atau Sekolah
Ilmu Teknologi Hayati pas kalian milih nanti akan muncul dua program studi,
yaitu SITH Sains dan SITH Rekayasa. Keduanya dalam naungan SITH. Perbedaan
kedua program studi ini terletak pada konsentrasi bidang yang akan kamu tekuni
nanti. Penjurusan baru akan dilaksanakan pada tingkat dua, di sini kamu bisa
memilih proram studi yang kamu inginkan.
Pembahasan kali ini, akan saya fokuskan ke SITH-Sains dimana di dalamnya
terdapat jurusan biologi dan mikrobiologi. Saya memilih jurusan Biologi. Kalau ditanya
kenapa milih jurusan Biologi maka jawabannya adalah karena “terjebak.” Dulu saya
bersekolah di sebuah kota kecil yang kurang mendapat akses informasi terkait
jurusan di universitas. Alumni yang lulus ke PTN pun belum banyak sehingga
kegiatan sharing informasi kampus ke
sekolah masih jarang. Berbekal pernah mewakili kota dalam kegiatan olimpiade
biologi sehingga pada akhirnya memutuskan untuk melanjutkan kuliah ke jurusan
Biologi. Beruntung setelah masuk ke Biologi, saya ini passionate dan
berhasil survive. Tingkat awal TPB buat yang ngambil jurusan selain Sekolah
Bisnis dan Manajemen (SBM) dan Seni akan ketemu lagi dengan matematika dalam
bentuk kalkulus, fisika, dan kimia. Bahkan kimia akan jadi mata kuliah yang
terus ada sampai kuliah tingkat dua. Jadi yang gak suka banget sama kimia tapi
pengen masuk SITH sebaiknya kamu siapin mental...hehe.
Tips dari saya, pas masa TPB sebaiknya punya temen anak-anak FMIPA
supaya pas mau ujian UTS dan UAS, kamu bisa nebeng belajar bareng. Ini penting
buat kamu karena sistem penilaian umum di ITB, UTS dan UAS punya porsi nilai
yang paling besar. Kalo nilai kamu gak bagus di UTS atau UAS (atau bahkan
keduanya) maka ada kemungkinan kamu gak lulus dan harus ngulang. Males kan kalo
harus ngulang bareng adik tingkat. Biasanya juga kakak tingkat yang udah lulus
TPB akan mewariskan buku-buku dan latihan soal kayak kalkulus, fisika, dan
kimia. Jadi kamu sebetulnya gak usah beli buku. Tinggal PDKT dan ngetag
buku-buku tersebut, kecuali kitab suci anak Biologi yaitu buku Campbell. Buku
ini yang sebaiknya kamu harus punya karena bakal kepake terus sampe sidang
kelulusan sarjana nanti.
Nah, berikutnya perbedaaan mikrobiologi dengan biologi adalah objek yang
akan diteliti. Maksudnya kalau kamu lebih berminat buat belajar detail terkait
virus, bakteri, alga, jamur, pokoknya sesuatu yang berwujud renik maka kamu
bisa ambil Mikrobiologi. Begitu pun sebaliknya buat kamu yang berminat pada
objek seperti tumbuhan, hewan, dan punya hobi “ngebolang” buat hiking
atau survei ke alam bebas maka kamu bisa pilih Biologi. Pada mata kuliah
tingkat dua sampai tingkat tiga kamu akan dibekali pengetahuan umum dan dasar.
Kalau kamu ngambil biologi, minimal kamu bakal tahu nama latin tumbuhan yang
ada disekitar kamu, praktikum ngelihat langsung wujud DNA dan ngukur beratnya,
kuliah lapangan ke berbagai conservation site, atau ngamatin perilaku
hewan. Kelas, ngelab, dan kuliah lapangan semua bakal lengkap kamu jalani di
tingkat-tingkat ini. Pas mau masuk tingkat empat, maka kamu akan kembali
memilih konsentrasi bidang keilmuan. Bagi saya pribadi ini adalah tahapan yang
paling penting selama kuliah karena pada tingkat ini sebetulnya kamu mulai
merancang prospek kerja pasca kamu lulus nanti. Bagi kamu yang nanti pengen
berkarir menjadi dosen, maka kamu harus meneruskan pendidikan sampai dengan
jenjang S2 bahkan S3. Saran saya, awali karir kamu sebagai asisten dosen. Sebagai
asisten dosen, kamu bisa jadi akan dilibatin ke proyek penelitian bahkan kamu
bisa dibiayai untuk ikut simposium internasional dan berkolaborasi dengan dosen
untuk menulis jurnal ilmiah. Kamu pun akan mudah memperoleh rekomendasi dari
dosen untuk melanjutkan studi
ke jenjang yang lebih tinggi. Gimana caranya supaya bisa jadi asisten dosen? Well...umumnya
mahasiswa yang aktif, punya kemampuan akademik yang bagus, dan memiliki skill
cenderung dipilih dosen untuk menjadi asisten.
Terkait prospek kerja setelah lulus dari SITH-Sains sebetulnya balik
lagi ke kamu semua. Kalian bisa tetap berkarir sesuai dengan bidang keilmuan
seperti menjadi dosen, berbisnis sebagai juragan jamur, tambak, dll, menjadi peneliti
di Lembaga seperti Eijkman Institute,
staff produksi di Biofarma,menjadi sales representative peralatan lab, dsb.
Memilih untuk berkarir di luar pathway keilmuan pun sah-sah aja, semisal
menjadi trainer, menjadi relawan yang bergerak untuk pemberdayaan masyarakat. Saya
sendiri memilih berkarir di bidang pendidikan sebagai pengajar. Mungkin ada
murid yang pernah saya ajar sedang membaca tulisan ini, saya ingin bilang
“bangga pernah menjadi bagian dari cerita sukses kalian guys J.”
Kontributor Lulusnegeri,
Febri Antensari